ADI (Analog Devices, Inc.) baru-baru ini menyampaikan via rilis mengadopsi NVIDIA Jetson Thor untuk mengakselerasi penerapan para robot humanoid dan AMR (autonomous mobile robot) di dunia nyata. ADI mengeklaim menggabungkan kemampuannya dalam edge sensing, kontrol gerak presisi, integritas daya, dan deterministic connectivity dengan NVIDIA Jetson Thor, NVIDIA Holoscan Sensor Bridge, dan NVIDIA Isaac Sim untuk mencapai hal tersebut. Pengumuman ini sejalan dengan ketersediaan secara umum dari NVIDIA Jetson Thor yang merupakan platform untuk physical AI (artificial intelligence).
NVIDIA menjelaskan physical AI sebagai AI yang memungkinkan sistem-sistem otonom seperti para robot, mobil otonom, dan ruang pintar untuk mendeteksi, memahami, dan melakukan tindakan kompleks di dunia nyata. Physical AI ini juga sering disebut sebagai “generative physical AI” karena berinteraksi di dunia nyata, bukan seperti generative AI yang di dunia maya/digital.
NVIDIA Holoscan Sensor Bridge sendiri adalah suatu teknologi sensor-over-Ethernet yang dirancang untuk memfasilitasi streaming data real-time serta menyederhanakan integrasi sensor berkecepatan tinggi dan aktuator pada platform edge-AI NVIDIA. Sementara itu, NVIDIA Isaac Sim adalah suatu aplikasi open source yang membolehkan para pengembang untuk melakukan simulasi dan menguji solusi-solusi robotik berbasis AI pada dunia virtual yang menyerupai dunia fisik.
ADI menegaskan melalui penggabungan kemampuannya dalam edge sensing, kontrol gerak presisi, integritas daya, dan deterministic connectivity dengan NVIDIA Jetson Thor, NVIDIA Holoscan Sensor Bridge, dan NVIDIA Isaac Sim; bisa diciptakan suatu jalan untuk mengakselerasi para robot yang memiliki kemampuan untuk bernalar dari simulasi ke penerapan di dunia nyata. NVIDIA Jetson Thor melengkapi aneka kemampuan ADI dan teknologi NVIDIA yang hadir lebih dulu.
“Untuk pertama kalinya, robot-robot bisa memahami tugas-tugas kompleks. ADI menyediakan substrat fisik presisi yang, dikombinasikan dengan kemampuan penalaran NVIDIA Jetson Thor, merespons fisika dunia nyata secara real-time. Bersama, kami membawa para robot humanoid dari simulasi ke tahapan yang siap diterapkan di dunia nyata,” ungkap Paul Golding (VP Edge AI Analog Devices Inc.).
NVIDIA Jetson Thor
NVIDIA Jetson Thor dilengkapi dengan GPU NVIDIA Blackwell, transformer engine, MIG (Multi-Instance GPU), CPU yang mengandung 14 core Arm Neoverse V3AE, dan memori utama LPDDR5X hingga 128 GB. NVIDIA mengeklaim Jetson Thor mampu menghasilkan performa komputasi AI sebesar 2.070 FP4 TFLOPS—setara server AI—dalam lingkup daya kelas mobile. Platform physical AI ini juga mendukung I/O berkecepatan tinggi, termasuk 4 x 25 GbE, yang memberikan bandwidth untuk memproses multimodal sensing secara real-time.
ADI menambahkan bahwa kemampuan NVIDIA Jetson Thor tersebut menjadikannya sebagai platform pertama yang bisa menjalankan berbagai robotic foundation model dalam skala besar, mulai dari model-model vision-language sampai model-model vision-language-action. Robotic foundation model adalah foundation model untuk aplikasi robot. Mengenai foundation model sendiri bisa dilihat di sini.
NVIDIA Jetson Thor membolehkan suatu robot memiliki kemampuan yang meningkat, dari persepsi menjadi penalaran dan perilaku fisik yang cerdas. Hal ini sejalan dengan fokus penelitian dan pengembangan ADI, yakni sensing, persepsi, kontrol, dan connectivity yang membuat penalaran tersebut bisa dijalankan di dunia nyata dengan akurasi fisik tinggi.
Mengurangi Kesenjangan Sim2Real
Bukan sekadar menambahkan NVIDIA Jetson Thor, ADI juga menyematkan sejumlah robotic foundation model ke development stack-nya. Hal ini bisa mengurangi kesenjangan Sim2Real dus membuat peranti-peranti keras ADI berperilaku pada NVIDIA Isaac Sim seperti halnya pada dunia nyata.
