Hitachi Vantara baru-baru ini di Jakarta membagikan sejumlah temuan dari State of Data Infrastructure Global Survey 2024. Studi Hitachi Vantara ini melakukan survei terhadap 1.200 pengambil keputusan TI pada organisasi besar di 15 negara, termasuk Indonesia, serta berfokus pada AI (artificial intelligence). Sejumlah temuan yang dibagikan sendiri adalah khusus Indonesia, tentunya bisa menjadi masukan bagi para organisasi di tanah air. Salah satunya adalah masih rendahnya adopsi AI. Hitachi Vantara pun menegaskan bisa membantu.
“Kita di Hitachi di tahun 2024 kemarin kita mencoba melakukan survei yang kita sebut State of Data, Data Infrastructure Global Report 2024, di mana kita melakukan, fokusnya adalah kita melihat bagaimana AI itu merubah atau men-shifting cara dari perusahaan-perusahaan atau organisasi-organisasi, khususnya di mature organizations ya, untuk men-shifting strategi data mereka, strategi data management mereka secara keseluruhan,” kata Sony Chahyadi (Enterprise Solution Consultant Lead, Hitachi Vantara).
“Kedua adalah kita ingin melihat apa sih yang menjadi concern bagi mereka, terutama di perusahaan-perusahaan tersebut, terkait dengan challenges yang mereka hadapi ketika mereka akan masuk atau mencoba meng-explore dan mengadopsi teknologi AI di data center mereka,” lanjutnya sembari menambahkan bahwa Google Cloud menemukan para organisasi yang memanfaatkan AI bisa beroleh peningkatan pendapatan.
Terdapat 50 responden dari Indonesia yang berpartisipasi pada Hitachi Vantara State of Data Infrastructure Global Survey 2024. Industri dari para pengambil keputusan TI ini pun beragam, terdiri dari layanan kesehatan dan ilmu hayat sebanyak 28%, manufaktur sejumlah 20%, TI sebanyak 18%, serta lainnya sebesar 34%.
Ada sepuluh temuan dari State of Data Infrastructure Global Survey 2024 khusus Indonesia yang dibagikan Hitachi Vantara. Berikut ini adalah temuan-temuan yang dibagikan Hitachi Vantara tersebut. Begitu pula bagaimana Hitachi Vantara bisa membantu organisasi-organisasi di tanah air dalam mengadopsi AI.
Adopsi AI di Indonesia adalah Paling Rendah
Adopsi AI di Indonesia—para responden Indonesia—adalah sebesar 26%. Adopsi AI di tanah air ini adalah yang paling rendah—paling lambat—dari seluruh negara yang disurvei. Menariknya, adopsi AI paling tinggi—paling cepat—ada di negara tetangga Indonesia, yakni Singapura.
Porsi Dark Data di Tanah Air adalah Besar
Terdapat 24% data yang merupakan dark data di Indonesia. Porsi dark data ini adalah besar dibandingkan rata-rata global yang disebutkan sebanyak 10%. Hitachi Vantara menilai besarnya porsi dark data ini menjadi salah satu faktor yang membuat masih rendahnya adopsi AI di tanah air.
Sedikit Organisasi di Indonesia yang Datanya Tersedia saat Dibutuhkan
Hanya sedikit organisasi di Indonesia yang datanya siap/tersedia tatkala dibutuhkan. Sejumlah 14% saja organisasi di Indonesia yang datanya siap/tersedia saat dibutuhkan. Seperti dark data, sedikitnya organisasi di tanah air yang datanya tersedia saat dibutuhkan ini pun dinilai menjadi salah satu faktor yang membuat masih rendahnya adopsi AI di Indonesia.
Tingkat Kepercayaan terhadap AI di Tanah Air adalah Rendah
Tingkat kepercayaan di tanah air akan keluaran yang dihasilkan AI adalah rendah. Tingkat kepercayaan terhadap AI di Indonesia hanya sebesar 6%. Menilik besarnya dark data di tanah air dan sedikitnya organisasi di Indonesia yang datanya tersedia saat dibutuhkan, rendahnya tingkat kepercayaan AI ini bisa dibilang sejalan. Pasalnya AI butuh data dan keluaran/hasil AI yang baik butuh data yang baik. Data yang minim tentunya bisa membuat keluaran yang dihasilkan suatu AI kurang akurat.
Banyak Organisasi di Indonesia yang Khawatir akan Kemampuan AI Data Recovery
Banyak organisasi di tanah air yang khawatir akan kemampuan untuk melakukan AI data recovery yang berhasil. Sebanyak 50% organisasi di Indonesia khawatir tidak bisa me-recover data dari internal AI error. Hitachi Vantara menjelaskan bahwa data recovery yang dimaksud adalah terhadap data yang diperolah dari hasil pengolahan yang telah dilakukan AI. Data awal yang menjadi masukan untuk AI tentunya tetap tersedia pada tempat penyimpanan data (data storage) yang digunakan.
