Menariknya, dengan penjualan CompTIA bersama bisnis sertifikasi dan pelatihan TI-nya, GTIA mengeklaim memiliki “dana abadi” untuk menjalankan operasinya yang mencakup mengadakan acara seperti GTIA ASEAN Community Meeting di Jakarta. GTIA ASEAN Community Meeting sendiri telah dan akan menyambangi negara-negara lain di ASEAN. GTIA ASEAN Community Meeting di Jakarta kali ini pun menjadi GTIA ASEAN Community Meeting dengan peserta terbanyak, lebih dari 200 peserta, yang sebagian adalah nonanggota.
“Kami beruntung mendapatkan endowment ini. Jadi, CompTIA , penjualan CompTIA dan bisnis sertifikasi yang secara tradisional menjalankan organisasi berbasis keanggotaan ini di bawah merek CompTIA, penjualan tersebut telah memberikan kami dana dan keuangan yang membolehkan kami untuk menjalankan yayasan kami dan menjalankan asosiasi ini selamanya,” jelas Dan Wensley.
Seperti telah disebutkan, GTIA ASEAN Community Meeting di Jakarta juga menjadi ajang berbagi sejumlah insight TI. Salah satunya adalah mengenai AI (artificial intelligence). GTIA antara lain memberikan masukan bagi para perusahaan kanal TI di Indonesia perihal titik-titik mulai pada berbagai perusahaan yang menjadi konsumen untuk tawaran-tawaran AI-nya.

Ada empat titik mulai yang dikemukakan Wasim A. Khan (Chief Digital Officer & General Manager, FUJIFILM DX AI Office). Pertama adalah menyelesaikan permasalahan pengertian data dan ekstraksi OCR untuk masukan maupun tipe data multimodal. Kedua adalah mendorong otomatisasi dengan AI untuk mengurangi tugas-tugas yang dikerjakan secara manual. Ketiga adalah mengelola solusi AI melalui platform agnostic berhubung core AI IP biasanya dimiliki konsumen. Keempat adalah menangani aneka permasalahan bisnis yang umum dengan tawaran dalam bentuk paket.
Sudah Merasakan Manfaat
Salah satu perusahaan yang berbasis di Indonesia dan sudah menjadi anggota GTIA adalah Global Asia Sinergi. Integrator sistem TI ini juga memiliki kantor di Singapura. Global Asia Sinergi menyebutkan belum sampai 6 bulan menjadi anggota GTIA. Meskipun belum lama menjadi anggota, Global Asia Sinergi mengeklaim sudah merasakan manfaat bergabung menjadi anggota GTIA.
Global Asia Sinergi menyebutkan bahwa beberapa waktu lalu dirinya berhasil mendapatkan klien dari luar Indonesia. Global Asia Sinergi mengeklaim hal ini terbantu oleh keanggotaan GTIA-nya. Saat memperkenalkan dirinya kepada—saat itu—calon klien, Global Asia Sinergi menyampaikan bahwa dirinya adalah anggota GTIA dan membuatnya menjadi lebih menjual di mata sang calon klien.

Selain meningkatkan nilai jual, Global Asia Sinergi juga mengungkapkan sejumlah manfaat anggota GTIA lain yang dinilai bisa diperoleh. Dua di antara sejumlah manfaat anggota GTIA lain tersebut adalah berbagi informasi praktik-praktik terbaik serta memperluas jaringan, apalagi GTIA levelnya adalah global.
“Company aku di Global Asia Sinergi, kita fokus sebagian besar klien kami boleh dikatakan 70-80% itu di banking, banking industry. Jadi kan banking sangat rigid ya, menggunakan barang IT, apa, IT-IT solution itu memang sangat dibutuhkan untuk operasional business mereka dan yang utama itu terkait dengan compliance, security. Itu sangat-sangat basic di industri banking gitu perbankan, gak main-main gitu,” sebut Jul Darmawan (Director of Partner Success Global Asia Sinergi).
“So, dengan kehadiran GTIA itu sendiri, definitely kami sebagai salah satu player juga di industri, itu sangat membantu untuk, terutama sharing best practices ya, terkait dengan beberapa, gimana sih tren dunia IT, adanya AI,” sambungnya. “Kami ketemu dengan peers, jadi peers group gitu ya, yang kita saling kayak kolega, yang kita saling best practice, apalagi across country, across benua, seperti dilihat gitu ya. Jadi bagus juga GTIA ada fokus di level Asia-Pasifik sampai ke ASEAN.”
