Stratus Technologies diakuisisi SGH (SMART Global Holdings) pada tahun 2022. SGH kemudian mengganti namanya di dunia menjadi Penguin Solutions pada tahun 2024. Penguin Solutions menyebutkan perubahan merek ini bagian dari transformasi strategisnya dari sebuah holding company menjadi sebuah penyedia solusi infrastruktur dari ujung ke ujung yang tangguh untuk AI dan lainnya. Kini Stratus Technologies di Indonesia pun telah menjadi Penguin Solutions. Hal ini ditegaskan Penguin Solutions belum lama ini di Jakarta.
Stratus Technologies sendiri terkenal akan produk-produk komputasi dengan fault tolerance. Begitu pula di Indonesia. Dengan transformasi menjadi Penguin Solutions, portofolio yang ditawarkan menjadi lebih luas. Penguin Solutions menawarkan portofolio yang mencakup antara lain komputasi terakselerasi (accelerated computing), komputasi yang fault tolerant (fault tolerant computing), dan layanan. Bisa dibilang, portofolio Penguin Solutions ini adalah komputasi tingkat lanjut (advanced computing), baik untuk TI maupun OT (operational technology).
Dengan portofolio komputasi tingkat lanjutnya, Penguin Solutions yakin bisa memberikan komputasi berkinerja tinggi dengan ketersediaan tinggi serta fault tolerant yang menjamin beban-beban kerja dan data paling penting para konsumennya. Komputasi yang dimaksud pun dari ujung ke ujung: dari edge, core, sampai cloud.
“Berbagai produk dan solusi Penguin kami, aneka solusi Stratus kami, semuanya mewakili kemampuan untuk menyediakan komputasi berkinerja tinggi, ketersediaan tinggi, dan fault tolerant yang memastikan beban-beban kerja dan data paling kritis bagi para konsumen kami dari edge sampai core sampai cloud,” ujar Stephen Greene (Vice President of Global Marketing for Advanced Computing, Penguin Solutions).
SGH sendiri sebelumnya membawahi sejumlah unit bisnis. Namun, bisa dibilang tidak semua unit bisnis ini masuk ke dalam Penguin Solutions. Unit bisnis Cree LED yang menawarkan LED teroptimalisasi untuk aplikasi-aplikasi tertentu misalnya tidak mengalami perubahan nama dan tetap berbisnis sebagai Cree LED. Situs web dari Cree LED juga tetap terpisah dari situs web Penguin Solutions.
Komputasi Tingkat Lanjut
Seperti telah disampaikan, Penguin Solutions menawarkan portofolio komputasi tingkat lanjut yang mencakup sejumlah area. Penguin Solutions menjelaskan portofolio komputasi tingkat lanjut yang ditawarkan terbagi ke dalam solusi-solusi AI/HPC—komputasi terakselerasi, solusi-solusi fault tolerant, peranti-peranti lunak infrastruktur, dan layanan dari ujung ke ujung. Merupakan solusi-solusi Stratus Technologies, solusi-solusi fault tolerant Penguin Solutions tetap mengusung merek Stratus.
Sejalan penyebutannya, solusi-solusi AI/HPC merupakan sejumlah solusi komputasi terakselerasi untuk AI (artificial intelligence) maupun HPC (high-performance computing). Komputasi terakselerasi sendiri bisa memberikan kinerja yang lebih baik untuk AI dan HPC dibandingkan komputasi konvensional. Perihal komputasi terakselerasi bisa dilihat di sini.
Begitu pula dengan solusi-solusi fault tolerant. Solusi-solusi ini merupakan solusi-solusi komputasi yang tetap bisa beroperasi dengan benar tanpa terputus meskipun satu atau lebih kompenennya mengalami kegagalan. Berbagai solusi fault tolerant bisa mengurangi waktu padam (downtime) dari aneka sistem.
Adapun peranti-peranti lunak infrastruktur merujuk pada sejumlah peranti lunak manajemen klaster cerdas yang mentransformasi dan mengoptimalkan sumber-sumber daya peranti keras, jaringan, dan peranti lunak menjadi pabrik-pabrik AI dan klaster-klaster HPC. Sementara itu, layanan dari ujung ke ujung maksudnya adalah sejumlah layanan komprehensif yang mengoptimalkan kinerja dari infrastruktur-infrastruktur komputasi para konsumen.
Penguin Solutions menegaskan portofolio komputasi tingkat lanjut yang ditawarkan bisa membantu para organisasi, termasuk para organisasi di Indonesia, dalam mengadopsi AI. Apalagi adopsi AI kini makin rumit antara lain berkat meningkatnya penggunaan infrastruktur hibrida dalam menjalankan AI. Menurut IDC, 75% beban kerja AI enterprise di APEJ (Asia/Pacific excluding Japan) pada tahun 2027 akan berjalan pada infrastruktur hibrida. Penggunaan infrastruktur hibrida lebih optimal dalam sejumlah aspek.