Google Cloud menyebutkan platform Google Security Operations bisa membantu SOC mengatasi hal-hal tersebut. Google Security Operations antara lain menggunakan AI dan threat intelligence yang mumpuni. Dengan AI, sebuah SOC bisa menganalisis suatu peringatan dengan jauh lebih cepat. Google Cloud mencontohkan bila sebuah SOC konvensional untuk menganalisis suatu peringatan membutuhkan waktu 1 jam, SOC dengan Google Security Operations yang ditenagai AI bisa melakukannya dalam beberapa menit.
Begitu pula dengan threat intelligence yang mumpuni. Threat intelligence yang mumpuni membolehkan sebuah SOC mendapatkan informasi yang lebih lengkap akan suatu serangan siber. Hal ini membantu SOC bersangkutan untuk mengatasi serangan siber yang berhasil menyerang organisasi dan membantu mencegah serangan siber tersebut untuk kembali berhasil menyerang.
Google Cloud turut mengedepankan ahli keamanan siber yang tersedia pada platformnya. Google Cloud contohnya memiliki anak perusahaan yang bernama Mandiant. Mandiant adalah perusahaan keamanan siber. Google Cloud mengakuisisi Mandiant pada tahun 2022 lalu.
Keseluruhan, Google Cloud menekankan bahwa Google Security Operations bisa membantu para SOC mengatasi ancaman keamanan siber yang jumlahnya berlebih (threat overload), pekerjaan-pekerjaan manual yang repetitif yang sebenarnya bisa diotomatisasi (toil), dan gap talenta keamanan siber. Adapun Google Cloud Security Operations Data Region di Indonesia membolehkan sejumlah organisasi di tanah air untuk menggunakan Google Security Operations dengan tetap memenuhi ketentuan data residency.

Indonesia BerdAIa untuk Keamaan Siber
Google Cloud menjelaskan Indonesia BerdAIa untuk Keamaan Siber sebagai sebuah program yang berfokus pada keamanan siber dalam memberdayakan organisasi dengan solusi, keahlian, dan pelatihan Google Cloud Security yang terbaik di kelasnya untuk memperkuat ketahanan siber sektor ekonomi utama dan lanskap digital Indonesia. Google Cloud Security Operations Data Region di Indonesia yang di-host di pusat data Google Cloud di Jakarta pun dikatakan sebagai komponen utama program Indonesia BerdAIa untuk Keamaan Siber ini.
Google Cloud menambahkan bahwa Indonesia BerdAIa untuk Keamanan Siber memanfaatkan framework transformasi keamanan siber dan rangkaian solusi lengkap Google Cloud plus dukungan para ahli keamanan siber terdepan dan ekosistem mitra MSSP (Managed Security Service Provider). Saat peluncuran terdapat lima MSSP, yakni Accenture, AGIT (Astra Graphia Information Technology), Elitery (PT Data Sinergitama Jaya Tbk), Deloitte, dan SQ Shield (PT Gan Mitra Usaha).
Mirip dengan Google Security Operations, Google Cloud menekankan pula Indonesia BerdAIa untuk Keamanan Siber bisa membantu para organisasi di Indonesia untuk mengatasi ancaman keamanan siber yang jumlahnya berlebih, pekerjaan-pekerjaan manual yang repetitif yang sebenarnya bisa diotomatisasi, dan gap talenta keamanan siber. Lebih lanjut Google Cloud mengatakan Indonesia BerdAIa untuk Keamanan Siber akan memfasilitasi:
- Penilaian mandiri terhadap upaya keamanan siber yang telah dilakukan suatu organisasi
- Penyampaian rekomendasi terpersonalisasi untuk meningkatkan postur keamanan siber sang organisasi
- Pengembangan roadmap khusus sang organisasi untuk mentransformasi operasi keamanan sibernya
- Men-deploy platform Google Security Operations yang didukung AI dan berbasis intelligence pada organisasi bersangkutan
- Formulasi dan pelacakan para KPI (key performance indicator) untuk mendemontrasikan peningkatan efektivitas keamanan siber pada sang organisasi
- Implementasi opsi managed threat defense atau SOC yang dikelola bersama pada organisasi yang dimaksud
- Kesiapan keamanan siber untuk SDM sang organisasi melalui pelatihan on-demand, dipandu instruktur atau praktik langsung, via akses bersubsidi ke Google Cloud Skills Boost untuk Organisasi dan Mandiant Academy