Lanskap Ancaman Siber 2025: Maraknya Penggunaan AI Tingkatkan Risiko

5. Fragmentasi Teknologi yang Bertambah Menyulitkan Keamanan Siber

  • Meningkatnya adopsi dan integrasi solusi-solusi teknologi dari negara-negara barat, solusi-solusi teknologi dari negara-negara timur, dan platform-platform open-source menciptakan aneka kerentanan terkait integrasi.
  • Belum terbiasanya para organisasi dalam mengelola technology stack yang beragam makin mempersulit upaya untuk mengatasi kerentanan-kerentanan ini.

6. Dwell Time Meningkat hingga Empat Kali Lipat

  • Menngkatnya penggunaan teknologi, fragmentasi teknologi yang bertambah, dan serangan-serangan siber yang makin canggih membuat dwell time bertambah lama. Para threat actor menjadi memiliki waktu lebih banyak untuk melakukan aktivitasnya pada sistem-sistem yang terkompromi.
  • Dwell time maksimum mengalami peningkatan empat kali lipat menjadi 201 hari dan dwell time minimun mengalami peningkatan lebih dari dua kali lipat menjadi 7 hari.

7. Sejumlah Industri Menjadi yang Paling Ditarget

  • Industri teknologi, media, dan telekomunikasi; perbankan, keuangan, dan asuransi; serta sektor publik adalah yang paling banyak ditarget oleh para threat actor dengan serangan-serangan siber.
  • Tiga dampak paling umum dari serangan-serangan siber yang berhasil adalah data breach, DoS (denial of service), dan ransomware.

Insight Indonesia Tahun 2024.

1. Beberapa Industri Menjadi yang Paling Ditarget

  • Seperti di regional; industri teknologi, media, dan telekomunikasi; perbankan, keuangan, dan asuransi; serta sektor publik adalah yang paling banyak ditarget oleh para threat actor dengan serangan-serangan siber.
  • Industri hospitality menjadi industri baru yang juga paling ditarget. Hal ini diperkirakan karena meningkatnya minat para threat actor untuk memantau orang-orang yang berhubungan dengan politik, sejalan dengan pemilu.

2. Dampak Paling Umum dari Serangan-Serangan Siber yang Berhasil adalah DoS

  • Sebanyak 56% dari dampak serangan-serangan siber yang berhasil adalah DoS. Hal ini berbeda dengan beberapa negara lain yang menempatkan data breach sebagai yang paling umum.
  • Data breach berada di posisi kedua dengan 24,9%. Menariknya, ransomware tidak masuk dalam lima besar. Hal ini juga berbeda dengan beberapa negara lain.

Prediksi Regional Tahun 2025

1. Maraknya Penggunaan AI Meningkatkan Risiko Kebocoran Data

  • Laju pemanfaatan AI seperti AI generatif (generative AI) melampaui solusi-solusi keamanan siber AI para organisasi. Hal ini meningkatkan risiko kebocoran data.
  • Saran (untuk mengatasi): menetapkan kontrol keamanan data, memprioritaskan kumpulan data yang sensitif, menerapkan solusi-solusi analisis perilaku pengguna dan entitas, serta memperketat aneka kontrol akses identitas terhadap para entitas dan layanan.

2. Serangan-Serangan Ransomware Masih Berlanjut

  • Seperti pada tahun 2024, para threat actor yang berbeda saling bekerja sama untuk mendapatkan keuntungan yang membuat serangan-serangan ransomware makin mudah dilakukan dan memiliki efektivitas makin tinggi.
  • Saran: menggunakan pertahanan siber yang berlapis seperti multifactor authentication dan zero trust architecture, serta memastikan solusi-solusi keamanan siber yang dipakai adalah mumpuni dan ter-update.

3. Frekuensi Insiden Bertambah karena Kompleksitas Teknologi

  • Serupa tahun 2024, meningkatnya adopsi dan integrasi solusi-solusi teknologi dari negara-negara barat, solusi-solusi teknologi dari negara-negara timur, dan platform-platform open-source menciptakan aneka kerentanan.
  • Saran: mempraktikkan prioritas kerentanan berdasarkan informasi akan ancaman serta mempercepat penambalan untuk mengurangi jendela eksposur kerentanan.

4. Aktivitas Para Threat Actor yang Disponsori Negara Terus Berkembang

  • Didorong ketegangan geopolitik, aktivitas dari para threat actor yang disponsori negara terus berkembang. Mereka berusaha untuk menghasilkan efek yang bisa menjadi leverage geopolitik. Sejumlah organisasi diyakini akan terkena dampaknya.
  • Saran: bekerja sama dengan organisasi-organisasi lain dan pihak berwenang untuk memanfaatkan peluang-peluang pertahanan kolektif.

5. Risiko dari Rantai Suplai yang Ditingkatkan

  • Rantai suplai yang ditingkatkan mengandung risiko, apalagi dengan ketegangan perdagangan.
  • Saran: lakukan inventarisasi rantai suplai; mencakup peranti keras, peranti lunak, dan vendor; serta analisis intelijen ancaman untuk secara proaktif memantau berbagai kerentanan dan risiko yang akan datang dari rantai suplai yang terkompromi.