1. Perusahaan-Perusahaan Sektor BFSI Berfokus pada Data
Seperti yang disampaikan sejumlah pihak, AI bisa dibilang adalah data plus komputasi. Dengan kata lain data adalah sangat penting dalam pemanfaatan AI, begitu pula pemanfaatan agentic AI. Salesforce melihat bahwa banyak perusahaan sektor BFSI yang sedang merapikan data mereka, berfokus pada data mereka. Tidak hanya memodernisasi teknologi-teknologi yang digunakan, melainkan mereka juga mengintegrasikan sumber-sumber data—menghilangkan silo-silo—serta menyatukan data dan membuat sebuah customer 360 tunggal.
Salesforce menjelaskan bahwa sebelumnya banyak perusahaan sektor BFSI yang sangat produksentris. Pada sebuah bank misalnya, terdapat divisi kartu kredit, divisi pinjaman, dan divisi lainnya yang berfokus memasarkan produknya masing-masing. Dengan data terpadu dan sebuah customer 360 tunggal dari suatu konsumen, sebuah perusahaan sektor BFSI bisa menawarkan produk-produk yang sesuai dengan konsumen tersebut: berdasarkan konsumen dan bukan lagi berdasarkan produk. Hal ini sewajarnya bisa meningkatkan bisnis.
2. Agen-Agen AI akan Mendorong Inklusivitas Finansial
Salesforce percaya bahwa agentic AI bisa membantu para perusahaan sektor BFSI menghadirkan layanan finansial yang menjangkau makin banyak orang. Para perusahaan sektor BFSI bisa menggunakan agen-agen AI yang otonom seperti yang ditawarkan Salesforce Agentforce untuk meningkatkan kapasitas layanan di daerah-daerah terpencil, menyederhanakan proses-proses yang kompleks bagi para konsumen, dan meningkatkan efisiensi operasional. Alhasil Salesforce memprediksi agen-agen AI (yang otonom) akan mendorong inklusivitas finansial—membantu percepatan inklusivitas finansial.
3. Agen-Agen AI akan Membantu Menghadirkan Hiperpersonalisasi
Menurut studi Salesforce, sebanyak 46% dari konsumen global yang menjadi responden menyatakan bahwa mereka akan tetap loyal kepada suatu institusi layanan keuangan yang memberikan layanan yang sangat baik, bahkan bila biaya layanan meningkat. Dengan kata lain personalisasi dalam memberikan layanan kepada suatu konsumen agar kualitas layanan yang diperoleh meningkat adalah penting, khususnya dari sisi bisnis, bagi para perusahaan sektor BFSI.
Dengan data terpadu dan agentic AI, sebuah perusahaan sektor BFSI bisa menetapkan dan menjalankan secara dinamis hiperpersonalisasi layanan terhadap para konsumen. Berhubung agen-agen AI-nya otonom, layanan yang dimaksud pun bisa tersedia selama 24/7. Agentic AI bisa meningkatkan personalisasi menjadi hiperpersonalisasi dan menghadirkan layanan yang sangat baik. Oleh karena itu, Salesforce memperkirakan agen-agen AI (yang otonom) akan membantu menghadirkan hiperpersonalisasi.
4. Inovasi AI akan Mendorong Pertumbuhan Fintech
Salesforce menyebutkan kini ada lebih dari tiga ratus perusahaan fintech yang beroperasi di Indonesia. Salesforce memprediksikan bahwa inovasi AI, secara spesifik agentic AI, akan menjadi katalis fase berikutnya dari pertumbuhan fintech. Pasalnya, seperti yang telah disebutkan, agentic AI bisa meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Apalagi banyak perusahaan fintech yang merupakan perusahaan rintisan yang tenaga kerjanya lebih terbatas dari perusahaan besar yang sudah mapan.
5. AI yang Bertanggung Jawab akan Menjadi Keharusan
Seperti pemanfaatan AI pada umumnya, Salesforce pun menegaskan bahwa pemanfaatan agentic AI harus pula dilakukan secara bertanggung jawab. Apalagi Otoritas Jasa Keuangan sudah menerbitkan panduan mengenai tata kelola AI untuk perbankan di tanah air, yang menekankan pengembangan dan penerapan AI dilakukan secara bertanggung jawab. Dengan kata lain, AI yang bertanggung jawab akan menjadi keharusan bagi para perusahaan sektor BFSI, tidak bisa ditawar.
Salesforce turut membagikan pedomannya untuk AI yang bertanggung jawab. Salesforce menyatakan AI, utamanya AI yang dipakai para perusahaan, harus akurat, aman, transparan, memberdayakan, dan berkelanjutan. Salesforce memastikan bahwa pedoman untuk AI yang bertanggung jawab tersebut diterapkan di Salesforce.