Seperti sebutannya, e-KYC adalah KYC secara elektronik. e-KYC memanfaatkan teknologi seperti pengenalan wajah dan pengenalan dokumen. AdaKami pun memanfaatkan AI untuk antipenipuan pada e-KYC. AdaKami mengeklaim teknologi AI yang dimanfaatkannya bisa mengenali berbagai penipuan yang menggunakan AI seperti untuk memodifikasi wajah dan mengubah informasi pada KTP.
Sementara credit scoring, AdaKami menerapkan proses credit scoring berbasis big data dan AI yang memetakan kemampuan bayar pengguna, sekalipun pengguna itu tidak memiliki histori kredit konvensional. Dengannya, AdaKami mengeklaim bisa memberikan limit yang sesuai untuk meminimalkan risiko overindebtedness, menjaga kenyamanan pengguna itu nantinya, serta mendorong inklusi keuangan di kalangan masyarakat yang sebelumnya kurang terlayani oleh sistem keuangan formal. Hal terakhir bisa menekan penggunaan pinjaman daring ilegal.
“Jadi dari dua prinsip itu, kita melihat bahwa dengan menjalankan ini, penyaluran dana akan lebih cepat dan akan lebih baik dan akan lebih jelas ke tujuannya,” kata Adelheid Helena Bokau (Head of Government Relations AdaKami). “Penerapan teknologi itu sangat penting karena kan kalau pakai manual nggak mungkin ya. Apalagi kita platform fintech lending.”
Teknologi dari Ujung ke Ujung
Pemanfaatan teknologi ini pun tidak sebatas prinsip kehati-hatian saja. AdaKami bahkan mengeklaim jiwanya ada di teknologi. Sebagai platform pinjaman daring, AdaKami menegaskan seluruh operasionalnya dari ujung ke ujung mengandalkan teknologi. AdaKami menyebutkan pemanfaatan teknologi yang dilakukan awalnya memiliki dua tujuan, yakni memastikan transaksi aman dan transaksi nyaman.
Namun, AdaKami menambahkan bahwa untuk inklusi keuangan, teknologi sebagai akselerator inklusi keuangan, teknologi yang memberikan keamanan dan kenyamanan saja belum cukup. Teknologi pun harus relevan dengan kebutuhan masyarakat serta memberikan akses yang mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Alhasil pemanfaatan teknologi yang dilakukan AdaKami kini juga menghadirkan hal-hal yang dimaksud.
AdaKami mencontohkan dengan memanfaatkan platform mobile, integrasi e-KYC, dan analisis berbasis big data, dirinya bisa memastikan proses pengajuan pinjaman berlangsung cepat dan akurat. AdaKami mengeklaim sistemnya secara otomatis menilai riwayat kredit dan kapasitas finansial pengguna untuk menentukan kelayakan pinjaman secara adil dan bertanggung jawab dengan cepat.
AdaKami juga mencontohkan dua lagi pemanfaatan teknologi pada platformnya. Pertama adalah pemanfaatan AI untuk menyampaikan pemberitahuan ke pengguna, seperti mengingatkan akan jatuh tempo. AdaKami mengeklaim bahwa semua komunikasi untuk mengingatkan pengguna perihal jatuh tempo melalui notifikasi, pesan, dan telepon adalah dilakukan oleh AI.
Kedua adalah pemanfaatan AI untuk layanan pelanggan. AdaKami menghadirkan chatbot dalam saluran layanan pelanggan untuk menjawab sejumlah pertanyaan yang umum ditanyakan pengguna. Dengan chatbot ini pengguna tidak perlu menuggu agen manusia untuk mendapatkan jawaban—bisa segera mendapatkan jawaban.
“Jadi beberapa bukti konkret di bagian yang sudah kami lakukan sebenarnya dalam menjaga transaksi yang aman dan nyaman ini tujuannya untuk membangun kepercayaan publik. Ketika transaksinya aman, nyaman, maka muncul kepercayaan,” sebut Jonathan Kriss (Brand Manager AdaKami).
AdaKami pun memastikan telah tersertifikasi ISO 27001. Sebagai standar internasional mengenai keamanan siber (cyber security) yang bisa dibilang paling dikenal, ISO 27001 membantu suatu organisasi untuk memiliki keamanan siber yang baik. ISO 27001 makin menegaskan AdaKami juga melakukan perlindungan konsumen dari sisi keamanan siber.