HP Inc. dan HP Foundation beberapa waktu lalu di Jakarta mengumumkan dua organisasi nirlaba Indonesia terpilih untuk Digital Equity Accelerator 2025. Program ini bertujuan untuk membantu organisasi-organisasi nirlaba yang bekerja meningkatkan inklusi digital memperluas dampak yang dihasilkan. Merupakan inisiatif gabungan HP Inc. dan HP Foundation, Digital Equity Accelerator sudah diselenggarakan sejak tahun 2022. Setiap organisasi terpilih akan mendapatkan sejumlah bantuan seperti dana dan pelatihan.
HP menambahkan bahwa terdapat kesenjangan digital senilai lebih dari US$1 triliun yang membatasi miliaran orang dalam memperoleh akses yang sama terhadap pendidikan dan peluang-peluang ekonomi. Melalui Digital Equity Accelerator, HP berkolaborasi dengan jaringan mitra untuk membantu aneka organisasi nirlaba meningkatkan solusi kesetaraan digital.
“Masa depan dunia kerja bergantung pada akses yang merata terhadap teknologi, keterampilan digital, dan peluang,” kata Michele Malejki (Global Head of Social Impact, HP Inc. dan Direktur HP Foundation). “Melalui Digital Equity Accelerator, HP memberdayakan lembaga-lembaga nirlaba untuk menjembatani kesenjangan digital, memastikan para remaja dan orang dewasa yang tidak terkoneksi secara digital memiliki perangkat dan pelatihan yang dibutuhkan untuk berkembang dalam dunia kerja yang makin berfokus pada teknologi. Dengan berinvestasi pada organisasi-organisasi ini, kami tidak hanya memperluas akses, melainkan juga memberdayakan masa depan dunia kerja.”
Pada Digital Equity Accelerator 2025, masing-masing organisasi nirlaba terpilih mendapatkan dana hibah senilai US$100.000 (±Rp1,6 miliar), solusi teknologi HP dengan nilai sekitar US$100.000, dan pelatihan virtual selama 6 bulan untuk memperkuat kapasitas dan mendorong inklusi digital. Adapun dua organisasi nirlaba Indonesia terpilih adalah Solve Education Foundation (Yayasan Muda Berdaya Berdikari) dan Markoding (Yayasan Daya Kreasi Anak Bangsa).
“HP berkomitmen untuk mengakselerasi kesetaraan digital di Indonesia. Merupakan kebanggaan bagi kami dapat bermitra dengan Yayasan Muda Berdaya Berdikari dan Markoding (Yayasan Daya Kreasi Anak Bangsa). Bersama mereka, kami membantu membangun masa depan digital yang inklusif. Kami ingin memberdayakan komunitas-komunitas yang tidak terkoneksi secara digital melalui akses kepada platform pembelajaran digital yang esensial, serta mendorong perubahan sosial yang positif,” ujar Juliana Cen (Managing Director HP Indonesia).
Mendorong Kesetaraan Digital di Empat Negara
Keseluruhan ada delapan organisasi nirlaba dari empat negara yang terpilih untuk program Digital Equity Accelerator 2025. Enam organisasi lagi berasal dari Nigeria, Spanyol, dan Yunani—dua organisasi per negara. Keenam organisasi itu adalah She-Code Africa Women Tech Initiative (She Code Africa) dan The Slum to School Initiative (Slum2School Africa) dari Nigeria, AlmaNatura Foundation dan Fundación Esplai Ciudadanía Comprometida (Committed Citizenship Esplai Foundation) dari Spanyol, serta Socialinnov (Social Impact and Innovation) dan The Smile of the Child (TSoC) dari Yunani.
Berikut profil singkat setiap organisasi terpilih untuk Digital Equity Accelerator 2025, seperti yang dikutip dari rilis:
- Solve Education Foundation (Yayasan Muda Berdaya Berdikari). Organisasi nirlaba ini berfokus pada pemberdayaan generasi muda Indonesia dengan berbagai keterampilan abad ke-21 melalui platform pembelajaran berbasis AI, edbot.ai. Platform ini menghadirkan program pengayaan inovatif yang membantu para siswa meraih kesuksesan di sekolah dan dalam kehidupan mereka ke depannya.
- Markoding (Yayasan Daya Kreasi Anak Bangsa). Organisasi nirlaba ini membantu membekali generasi muda Indonesia yang kurang mampu dengan aneka keterampilan abad ke-21 untuk membentuk generasi inovator. Program unggulannya; Perempuan Inovasi; telah memberdayakan lebih dari 35.000 perempuan dengan pelatihan sains, teknologi, rekayasa, dan matematika; mentoring; dan akses ke peluang kerja.
- She-Code Africa Women Tech Initiative (She Code Africa). Lembaga nirlaba ini menyediakan berbagai keterampilan digital dan teknis yang dibutuhkan kepada para peserta di seluruh Afrika. Sejak 2016, program pelatihan, bimbingan, beasiswa, dan program kariernya telah membantu lebih dari 62.000 orang untuk mendapatkan keterampilan-keterampilan digital yang dibutuhkan agar dapat berkembang dalam ekonomi digital.
- The Slum to School Initiative (Slum2School Africa). Lembaga nirlaba ini menangani krisis pendidikan di Afrika. Digerakkan oleh sukarelawan, The Slum to School Initiative menyediakan pendidikan berkualitas, pengembangan aneka keterampilan, dan dukungan psikososial bagi anak-anak dan para remaja kurang mampu, memberdayakan mereka untuk menggerakkan pembangunan berkelanjutan.
- AlmaNatura Foundation. Didirikan di sebuah desa kecil di Spanyol Selatan, AlmaNatura Foundation merancang dan melaksanakan proyek-proyek yang merevitalisasi daerah-daerah pedesaan melalui lapangan kerja, pendidikan, kesehatan, dan keberlanjutan. Hal ini menumbuhkan peluang bagi masyarakat lokal untuk berkembang.
- Fundación Esplai Ciudadanía Comprometida (Committed Citizenship Esplai Foundation). Lembaga nirlaba ini berfokus pada upaya pemberdayaan warga negara melalui berbagai proyek dan program yang inklusif dan berbasis hak asasi. Yayasan ini bekerja sama dengan berbagai organisasi lokal, nasional, dan internasional untuk mendukung berbagai inisiatif sosial-pendidikan dalam teknologi informasi dan komunikasi.
- Socialinnov (Social Impact and Innovation). Dengan memanfaatkan teknologi untuk mendorong perubahan sosial, Socialinnov telah membekali lebih dari 40.000 orang dari komunitas kurang terwakili di Yunani dengan pelatihan keterampilan digital, sehingga memperluas akses mereka pada ekonomi digital.
- The Smile of the Child (TSoC). Didirikan pada tahun 1995 oleh Andrea Yannopoulos yang berumur 10 tahun, The Smile of the Child (TsoC) merupakan organisasi nirlaba yang mendukung lebih dari 2,2 juta orang dewasa dan remaja dengan menyediakan berbagai peralatan, teknologi, dan aneka sumber daya lainnya.