Penipuan daring atau penipuan digital di Indonesia masih banyak terjadi. Menurut Kemkominfo (Kementerian Komunikasi dan Informatika) Republik Indonesia, dari tahun 2017 sampai tahun 2022, layanan CekRekening.id dari Kemkominfo telah menerima sekitar 486.000 laporan dari masyarakat terkait tindak pidana informasi dan transaksi elektronik. Dari jumlah 486.000 itu, jenis penipuan yang mendominasi adalah penipuan transaksi daring dengan jumlah sekitar 405.000 laporan. Banyaknya jumlah kasus penipuan transaksi daring atau penipuan transaksi digital antara lain karena masih rendahnya Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia, khususnya Digital Safety yang hanya 3,12 dari 5. Hal bersangkutan diungkapkan Kredivo awal minggu ini melalui rilis.
Lagi pula, dengan makin lazimnya belanja daring sekarang, potensi penipuan daring juga makin tinggi. Kredivo turut membagikan sejumlah tip aman bertransaksi digital. Dengan menerapkan tip-tip tersebut masyarakat bisa mengurangi kemungkinan terkena penipuan daring, termasuk bila menggunakan metode pembayaran masa kini seperti dompet digital dan paylater. Apalagi menurut Kredivo, berdasarkan laporan yang disusun bersama Katadata Insight Center, sebanyak 84,3% responden menggunakan dompet digital sebagai pilihan pembayaran saat berbelanja daring. Begitu pula dengan penggunaan paylater yang sebanyak 45,9% responden memakainya.
“Kebiasaan belanja online masyarakat yang diikuti dengan semakin meningkatnya transaksi digital, perlu diimbangi dengan pemahaman masyarakat tentang cara bertransaksi digital yang aman. Terlebih jika mengingat saat ini modus penipuan transaksi digital pun semakin beragam. Hal ini lantas menjadi tantangan industri yang memerlukan langkah serius dan kolaborasi dari masyarakat, pelaku industri, hingga pemerintah untuk menciptakan ekosistem digital yang aman, terutama melihat dampak dan kerugian yang ditimbulkan akibat modus penipuan ini pun semakin masif,” ujar Indina Andamari (SVP Marketing & Communications Kredivo).
Kredivo pun memastikan terus berkomitmen untuk tidak sekadar menyediakan layanan pembayaran yang memudahkan, melainkan juga memastikan pengguna bisa bertransaksi secara aman. Kredivo mengeklaim terus meningkatkan level cyber security alias keamanan sibernya sehingga setara dengan bank. Kredivo misalnya menerapkan autentikasi dua faktor yang populer disebut 2FA (two-factor authentication), enkripsi, dan meluncurkan kampanye #AutoMikir. Yang terakhir ini merupakan edukasi kepada pengguna maupun calon pengguna Kredivo dan diharapkan bisa menekan kasus penipuan digital sampai 30%.
Terdapat lima tip aman bertransaksi digital yang dibagikan Kredivo kepada masyarakat di tanah air. Seperti telah disebutkan, dengan menerapkan kelima tip ini, masyarakat Indonesia bisa mengurangi risiko terkena penipuan daring. Berikut adalah kelima tip aman bertransaksi digital yang dibagikan Kredivo.
- Memberikan aneka data pribadi seperti user ID, password, dan OTP (one time password) menjadi gerbang awal dari aneka kasus penipuan digital. Selalu jaga kerahasiaan berbagai data pribadi itu dan jangan bagikan kepada pihak lain, termasuk yang mengaku dari platform yang digunakan — dalam hal ini, Kredivo. Merupakan kunci utama untuk mengakses akun, bila pihak lain mendapatkan aneka data tersebut, pihak bersangkutan bisa mengakses akun Anda.
- NIK (Nomer Induk Kependudukan), foto KTP (Kartu Tanda Pengenal), dan swafoto dengan KTP adalah bukan konsumsi publik. Seperti nomor 1, jangan bagikan kepada pihak lain. Merupakan persyaratan untuk membuka akun, bila pihak lain mendapatkan berbagai data itu, pihak lain tersebut bisa membuka akun atas nama Anda. Paylater contohnya dan Anda kemudian akan dipusingkan dengan platform yang mengejar Anda untuk membayar cicilan.
- Selalu aktifkan autentikasi dua faktor agar akun memiliki kunci tambahan. Autentikasi dua faktor adalah lapisan tambahan keamanan yang memberikan perlindungan tambahan terhadap akun. Dengan mengaktifkan autentikasi dua faktor, untuk mengakses akun diperlukan informasi tambahan, seperti kode yang dikirimkan ke smartphone Anda, bukan hanya password. Autentikasi dua faktor membuat pihak lain makin sulit untuk bisa mengakses akun Anda.
- Jangan sembarangan membuka tautan dan menjawab telepon yang masuk. Bila menerima SMS, pesan WhatsApp, pesan media sosial, e-mail, atau sejenisnya yang mengandung tautan, jangan segera mengeklik tautan tersebut. Pastikan dulu tautan itu benar adanya dan aman. Apabila yang mengirim adalah yang tidak dikenal, sebaiknya jangan diklik. Tak jarang tautan yang dikirimkan adalah bagian dari phishing untuk mencuri data Anda. Begitu pula panggilan telepon, utamanya dari yang tidak dikenal; jangan sembarang menjawab.
- Pastikan situs tempat bertransaksi diawali dengan “https://” dan bukannya “http://”. Pasalnya https:// menandakan data yang dikirimkan akan dienkripsi, berbeda dengan http:// yang tidak. Jadi, sebelum melakukan transaksi, pastikan situs tempat Anda bertransaksi diawali dengan “https://” dan memiliki ikon gembok di dekatnya sehingga lebih aman.